Diagnosis Banding KPD (Ketuban Pecah Dini)

4/30/2022

1.      KORIOAMNIONITIS

·       Korioamnionitis adalah infeksi pada membran korion dan/atau amnion fetus yang disebabkan oleh bakteri.

·       Salah satu komplikasi dari kehamilan (KPDP)

 

Gejala dan Tanda:

·       Demam pada ibu (>37.8°C)

·       Takikardi ibu (>120 denyut/menit)

·       Takikardi janin (>160-180 denyut/menit)

·       Cairan amnion atau discharge vagina purulen atau berbau busuk

·       Nyeri tekan uterus

·       Leukositosis pada ibu (>15,000-18,000 cells/μL)

 

Diagnosis

·       Ibu hamil dengan korioamnionitis: mungkin tampak sakit, mengalami hipotensi, diaphoresis, kulit dingin.

·       Dugaan sepsis pada neonatus dari ibu dengan korioamnionitis, jika:

-        Perilaku abnormal: letargi, hipotoni, tangisan lemah

-        Paru: takipneu, distress pernapasan, sianosis

-        Kardiovaskular: takikardi, hipotensi, waktu capilary refill memanjang, pucat

-        GI: distensi perut, muntah, diare

-        SSP: pengaturan suhu abnormal, perilaku abnormal, kejang, apneu

-        Hematologi & Hepatik: pucat, petekie atau purpura

 

 



2.    VAGINITIS DAN SERVISITIS

A.    Vaginitis     

       Vaginitis ditandai dengan pruritus, keputihan, dispareunia dan disuria. Discharge vagina juga memiliki bau yang juga dapat dijadikan acuan diagnosis. Vagina secara normal didiami oleh organisme, dengan pH fisiologisnya sekitar 4,0. PH ini menghambat pertumbuhan bakteri patogenik tumbuh berlebihan. Keputihan yang fisiologik khas warnanya putih, halus, tidak berbau, terdiri dari flora bakteri, air, elektrolit dan epitel.

 

      Diagnosis vaginitis memerlukan pemeriksaan mikroskopik cairan vagina.

a.     Vaginosis Bakterial

·       Pergeseran komposisi flora vagina normal dengan peningkatan bakteri anaerob.

·       VB yang didiagnosis pada kehamilan minggu 16-20 minggu memiliki kecenderungan bayi lahir premature.



·       Ciri-ciri keputihan VB: tipis, homogen, warna putih abu-abu, dan berbau amis.

·       Gejala: secret lengket di dinding vagina, kadang terjadi pruritus dan iritasi vulva, disuri, nyeri perut, gatal juga jarang terjadi. Bau tidak enak bertambah parah setelah senggama.

·       Diagnosis: identifikasi cell clue pada usapan vagina, pH >4,5 , Uji Whiff  (penambahan KOH) keluar bau amis

 

 

b.    Trikomonas

·       Infeksi oleh protozoa Tricomonas vaginalis, STD.

·       Cairan vagina berbuih, tipis, berbau tidak enak, dan jumlahnya banyak. Warnanya abu-abu, putih, atau seringnya kuning kehijauan, pH 5,0-7,0

·       Pruritus vulva.Serviks tampak eritem dan rapuh. Eritema vulva dan vagina jarang terjadi.

·       Diagnosis: preparat usapan vagina memperlihatkan Tricomonas vaginalis, leukosit>10

 


c.  Kandida

·       Candida albicans sebagai penyebab utama (85%)

·       Faktor resiko : perubahan hormonal (misalnya kehamilan), imunosupresan, DM, obesitas

·       Cairan vagina : ph >4,5 , putih seperti keju, tidak ada bau amis

·       Tanda dan gejala : pruritus (Sering disertai iritasi vagina), panas, dysuria, eritema dinding vulva dan vagina, plak menempel

·       Diagnosis: preparat dengan pengecatan KOH menunjukkan hifa, pseudohifa jamur

 

 

B.    Servisitis

       a.     Klamidia Trakomatis

·       Chlamydia trachomatis merupakan organisme yang paling sering ditularkan melalui kontak seksual.

·       Faktor resiko : <25 tahun, aktif secara seksual, sering berganti pasangan seks, status tidak kawin.

·       Tanda dan Gejala : 50% kasus tidak menimbulkan keluhan dapat menetap selama beberapa tahun. Keluar cairan vagina, bercak darah, atau perdarahan pasca senggama.

·       Pemeriksaan serviks tampak eritem dan rapuh,

 


       b.     Gonorea

·       Etiologi : Neisseria gonorrhoeae

·       Tanda dan Gejala : sering kali tidak ada keluhan dari pasien, tetapi cairan vagina kadang abnormal, dysuria, perdarahan uterus abnormal

·       Diagnosis : pengecatan gram, dari apusan endoserviks.

 


3.     PERDARAHAN ANTEPARTUM

·                    Perdarahan jalan lahir setelah 22 minggu

·                    Klasifikasi Klinis :

1.     Plasenta previa

2.     Solusio plasenta

3.     Belum jelas sumbernya


·       Gambaran Klinik

-        Pada triwulan ketiga, atau setelah kehamilan 28 minggu

-        Perdarahan antepartum + tanpa nyeri -> plasenta previa

-        Nyeri pada kandungan progresif, pingsan-> solusio plasenta


·       Pengawasan antenatal

Para ibu hamil yang patut dicurigai :

-        35 tahun

-        Paritasnya 5 atau lebih

-        Bagian terbawah janin selalu terapung di atas pintu atas panggul

-        preeklampsia


·       Plasenta Previa

-        Anamnesis : >22minggu, tanp nyeri, tanpa alasan, terutama multigravida

-        Pemeriksaan luar : Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu-atas panggul

-        Inspekulo :  berasal dari ostium uteri eksternum

-        Ultrasonografi

-        Penentuan letak plasenta secara langsung



·       Solusio Plasenta

-        Ringan : ruptur sinus marginalis, sebagian kecil plasenta, perdarahan kehitam-hitaman, agak sakit

-        Sedang : >1/4nya, <2/3, mencapai 1000ml, keadaan gawat, syok, uterus tegang, nyeri, tanda persalinan telah ada, selesai dlm 2 jam, tanda tanda kelainan ginjal dan pembekuan darah mulai ada

-        Berat : >2/3 permukaan, tiba2, syok, janin meninggal, uterus tegang, dan sangat nyeri





PERBEDAAN GEJALA KPD DENGAN DIAGNOSIS BANDING LAINNYA




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.