Abses Hepar Amoeba
DEFINISI ABSES HEPAR AMOEBA1,2
- Abses
hati amuba à Penimbunan atau akumulasi debris nekro-inflamatori
purulen di dalam parenkim hati yang disebabkan oleh amuba, terutama entamoeba
hystolitica.
- Sering
diderita orang muda dan sering pada etnik Hispanik dewasa (92%,). Terjadi 10
kali lebih umum pada pria dibandingkan wanita dan jarang terjadi pada anak-anak.
- Amebiasis
merupakan infeksi tertinggi ketiga penyebab kematian setelah schistosomiasis
dan malaria.
Gambar 1. Abses Hepar Amoeba |
PATOGENESIS ABSES HEPAR AMOEBA1–4
- Setelah
menginfeksi, kista amuba melewati saluran pencernaan dan menjadi trophozoit di
usus besar, à Trophozoit kemudian melekat ke sel epitel dan mukosa
kolon dengan Gal/GalNAc dimana mereka menginvasi mukosa.
- Lesi
awal berupa mikroulserasi mukosa caecum, kolon sigmoid dan rektum yang
mengeluarkan eritrosit, sel inflamasi dan sel epitel.
- Ulserasi
yang meluas ke submukosa menghasilkan ulser khas berbentuk termos (flask-shaped)
yang berisi trophozoit dibatas jaringan mati dan sehat.
- Organisme
dibawa oleh sirkulasi vena portal ke hati, tempat abses dapat berkembang à Di dalam hati, E. histolytica mengeluarkan enzim proteolitik
yang berfungsi melisiskan jaringan pejamu. Lesi pada hati berupa "well
demarcated abscess" mengandung jaringan nekrotik dan biasanya mengenai
lobus kanan hati.
- Respon
awal pejamu à Migrasi sel-sel PMN.
- Amuba
juga memiliki kemampuan melisiskan PMN dengan enzim proteolitiknya à Terjadilah destruksi jaringan.
- Abses
hati mengandung debris aselular dan tropozoit hanya ditemukan pada tepi lesi.
GEJALA DAN TANDA ABSES HEPAR AMOEBA1,3–5
- Anamnesis
à Tanda dan gejala
- Pemeriksaan
fisik à Peningkatan
temperatur, pembesaran hati dan nyeri tekan. Jaundice cukup jarang didapatkan.
- Diagnosis
masih belum jelas à Aspirasi pada abses amuba harus dilakukan dengan gambaran
pasta coklat kemerahan dan berbau sedikit. Trophozoit hanya didapatkan pada 20
% aspirasi.
- Hasil
foto thoraks abnormal didapatkan pada 50-80% pasien à Gambaran atelektasis paru lobus kanan bawah, efusi
pleura kanan dan kenaikan hemidiafragma kanan.
- USG
abdomen merupakan pilihan utama untuk tes awal, karena non invasif dan
sensitivitasnya tinggi (80-90%) à Lesi hipoechoic dengan internal echoes.
- CT
scan kontras à Mendiagnosis abses yang lebih kecil, dapat melihat
seluruh kavitas peritoneal yang mungkin dapat memberikan informasi tentang lesi
primer.
- MRI
tidak memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan CT scan, tetapi
berguna jika hasil masih meragukan, diagnosis membutuhkan potongan koronal atau
sagital dan untuk pasien yang intoleran terhadap kontras.
- Pencitraan
hepar tidak bisamembedakan abses hati amuba dengan piogenik.
- Tes
serologi à ELISA, indirect hemagglutination, cellulose
acetate precipitin, counter immuno electrophoresis, immufluorescent antibody dan
tes rapid latex agglutination. Hasil tes serologi harus diinterpretasikan
dengan klinis pasien (kadar serum antibodi mungkin masih tinggi selama beberapa
tahun setelah perbaikan atau penyembuhan). Sensitivitas tes ±95% dan
spesifitasnya >95%. Hasil negatif palsu mungkin terjadi dalam 10 hari
pertama infeksi.
- Kriteria
Sherlock diagnosis abses hati amuba:
1. Adanya
riwayat berasal dari daerah endemik
2. Pembesaran
hati pada laki-laki muda
3. Respons
baik terhadap metronidazole
4. Lekositosis
tanpa anemia pada riwayat sakit yang tidak lama dan lekositosis dengan pada riwayat
sakit yang lama.
5. Ada
dugaan amubiasis pada pemeriksaan foto toraks PA dan lateral
6. Pada
pemeriksaan scan didapatkan filling defect
7. Tes
fluorescen antibodi amuba positif
DIAGNOSIS BANDING HEPAR AMOEBA3
1. Kista
hepar
2. Keganasan
pada hati
3. Abses
hati piogenik
TATALAKSANA ABSES HEPAR AMOEBA3,4
Medikamentosa
- Terapi
dimulai dengan Metronidazole 3 x 750 mg per oral selama 7-10 hari atau
nitoimidazole kerja panjang (Tinidazole 2 gram PO dan ornidazole 2 gram PO)
dilaporkan efektif sebagai terapi dosis tunggal.
- Terapi
kemudian dilanjutkan dengan preparat lumenal amubisida untuk eradikasi kista
dan mencegah transmisi lebih lanjut, yaitu : lodoquinol 3x 650 mg selama 20
hari, Diloxanlde furoate 3 x 500 mg selama 10 hari, Aminosidine (Paromomcin
25-35 mg/kg perhari TIP selama 7-10 hari.
- Paromomycin
25-35 mg/kg/hari per oral terbagi dalam 3 dosis selama 7 hari atau lini kedua
Diloksanide furoate 3 x 500 mg per oral selama 10 hari .
- Emetine
dan chloroquine dapat digunakan sebagai terapi alternatif, tetapi sebaiknya
dihindari karena efek kardiovaskular dan gastrointestinal dan tingginya angka
relaps.
- Chloroquine
phosphate l000 mg (Chloroquine base 600 mg) diberikan oral selama 2 hari
dan dilanjutkan dengan 500 mg (Chloroquine base 300 mg) diberikan oral
selama 2-3 minggu, perbaikan klinis diharapkan dalam 3 hari.
Aspirasi Jarum Perkutan
Indikasi:
- Risiko
tinggi untuk terjadinya ruptur abses (ukuran kavitas lebih dari 5 cm)
- Abses
pada lobus kiri hati yang dihubungkan dengan mortalitas tinggi dan frekuensi
tinggi bocor ke peritoneum atau perikardium
- Tak
ada respons klinis terhadap terapi dalam 3-5 hari
- Untuk
menyingkirkan kemungkinan abses piogenik (pasien dengan lesi multipel)
KOMPLIKASI ABSES HEPAR AMOEBA5
Tanpa terapi, abses akan membesar, meluas ke diafragma
atau ruptur ke kavitas peritoneal:
1. Ruptur
abses ke dalam:
a. Regio
toraks, menyebabkan:
- Fistula
hepatobronkial
- Abses
paru
- Empiema
ameba (20-30 %)
b. Perikardium,
menyebabkan:
- Gagal
jantung
- Perikarditis
- Tamponade
jantung
c. Peritoneum,
menyebabkan:
- Peritonitis
- Asites
2. Infeksi sekunder (biasanya bersifat
iatrogenik setelah tindakan aspirasi)
3. Lain-lain (jarang):
- Gagal hati fulminan
- Hemobilia
- Obstruksi vena kava inferior
- Sindrom Budd-Chiari
- Abses cerebri (penyebaran hematogen):
0,1%
PENCEGAHAN ABSES HEPAR AMOEBA3
- Pencegahan infeksi membutuhkan sanitasi yang memadai dan pemberantasan pembawa kista. Pada daerah berisiko tinggi, infeksi dapat diminimalkan dengan menghindari konsumsi buah dan sayuran yang tidak dikupas dan penggunaan air kemasan.
- Karena kista tahan terhadap klor, desinfeksi oleh iodine
dianjurkan.
- Sampai saat ini tidak ada profilaksis yang efektif.
PROGNOSIS ABSES HEPAR AMOEBA3
- Abses hati amuba merupakan penyakit yang
sangat "treatable"
- Angka kematiannya < 1% bila tanpa
penyulit.
- Penegakan diagnosis yang terlambat dapat
memberikan penyulit
abses ruptur sehingga meningkatkan angka kematian:
o
Ruptur
ke dalam peritoneum, angka kematian 20%
o
Ruptur
ke dalam perikardium, angka kematian 32-
100%
DAFTAR PUSTAKA
1. Kim AY and Chung RT. Bacterial,
parasitic and Fungal infections of the liver, including liver abscess. In:
Sleisenger and fordtran’s gastrointestinal and liver disease;
Pathophysiology/diagnosis/management. Editors : Feldman M, Friedman LS, Brandt
LJ. Els.
2.
Reed SL, Amebiasis and infection
with free-living amebas. In: Harrison’s Gastroenterology and Hepatology.
Editors: Longo DL and Fauci AS.McGraw-Hill company. 2010; 125-142.
3.
Iswan A.Nusi. Abses Hati Amuba. In:
Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi Ke-6. Jakarta: InternaPublishing;
2014. p. 1991–5.
4.
Guardino JM. Gastric cancer. In:
Primo Gastro; The pocket GI/Liver Companion. Lippincott williams& wilkins.
2008;160-1.
5. Raiford DS. Liver abscess. In: Textbook
of gastroenterology. 5 th edition. Editors : Yamada T, Alpers DH, Kaloo AN,
Kaplowitz N, Owyang C, Powell DW, Blackwell publishing. 2009; 2412-5.
Tidak ada komentar: