Bakteremia
DEFINISI
FAKTOR RISIKO
-
Sistem pertahanan tubuh yang menurun
-
Luka à Luka bakar, dll
-
Diabetes mellitus
-
Penyakit limfoproliferatif
-
Sirosis hepatis,
-
Infeksi saluran kemih
-
Infeksi saluran pernafasan
-
Tindakan invasif à Kateter, infus, respirator, operasi dll
-
Obat yang menurunkan sistem imun à Glukokortokoid, imunosupresan
GEJALA
- Bakteremia yang hanya sementara dan
tidak menimbulkan infeksi tidak akan menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan demam yang dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan.
- Bila bakteremia mengakibatkan infeksi
atau bahkan hingga sepsis dapat menimbulkan gejala, di antaranya adalah:
o Demam
o Menggigil
o Jantung berdebar
o Tekanan darah menjadi rendah
o Napas menjadi lebih cepat
o Diare, muntah, mual, dan nyeri perut
o Ruam di seluruh tubuh
o Lemas atau merasa kebingungan
o BAK sedikit
ETIOLOGI
Semua infeksi
bakteri bergantung pada kondisi imun penderita. Kondisi imunitas ini biasanya dipengaruhi oleh genetik dan
penyakit bawaan maupun penyakit yang diderita. Pertahanan pertama tubuh dari bakteri adalah kulit dan membran mukosa.
Berbagai keadaan dapat menurunkan pertahanan ini. Beberapa penyebab yang sering meliputi:
- Aktivitas sehari-hari, seperti
menggosok gigi terlalu kuat à Trauma mikro pada gusi à Permukaannya menjadi tidak utuh.
Kondisi ini merupakan tempat masuknya kuman yang berada hingga ke pembuluh darah.
- Prosedur medis minor, seperti mencabut
gigi, pemasangan selang kateter ke dalam saluran kemih, dan prosedur bedah minor.
- Infeksi bakteri, seperti infeksi
paru-paru. Bakteri yang masuk lewat saluran napas menuju ke paru dapat masuk ke pembuluh darah dan
beredar ke seluruh tubuh.
- Penyuntikan obat-obatan dengan jarum
yang tidak steril atau tidak didahului pembersihan kulit yang akan disuntik.
- Kondisi-kondisi lain, seperti luka
bakar, luka terbuka, dan proses penuaan.
Secara umum, bakteri yang menjadi
penyebab terbanyak dari bakteremia adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, dan Salmonella. Keempat bakteri
ini biasanya menyebabkan
bakteremia ringan yang akan sembuh sendiri.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan melihat gejala, pemeriksaan darah, dan
mengidentifikasi bakteri penyebab. Pemeriksaan darah dilakukan untuk memberikan konfirmasi
adanya infeksi. Sedangkan bakteri penyebab dapat ditemukan dengan:
-
Kultur darah
-
Pemeriksaan hitung sel darah lengkap
-
Laju endap darah
-
C-reactive protein (CRP) dan procalcitonin
-
Dahak
-
Urine
-
Tinja
-
Cairan otak
-
Foto rontgen dada à Infeksi paru
-
MRI, CT-scan
TERAPI
- Antibiotika à Antibiotika berspektrum luas karena tidak ada waktu untuk mencari tahu tipe bakteri apa yang menyebabkan infeksi.
- Setelah tipe bakteri dapat
diidentifikasi à Antibiotik yang lebih spesifik.
- Cairan melalui infus à Mempertahankan tekanan darah dan mencegah terjadinya pembekuan darah.
- Bantuan oksigen à Mendukung pernapasan.
- Jika sumber bakteremia diduga berasal
dari pemasangan alat di tubuh seperti kateter urine, selain memberikan pasien antibiotik à Mencabut atau mengganti alat tersebut.
- Membersihkan abses atau mengangkat
jaringan yang terinfeksi, bila tidak membaik dengan antibiotik.
PENCEGAHAN
Pencegahan
terjadinya bakteremia perlu dilakukan, terutama untuk orang yang rentan
mengalami infeksi akibat
bakteremia. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah melalui:
- Pemberian antibiotik sebelum operasi,
atau sebelum dilakukan tindakan.
- Pemeliharaan kebersihan kateter atau
alat yang akan digunakan pasien
- Imunisasi, misalnya vaksin pneumonia
atau influenza.
- Memberikan pertolongan pertama ketika
terjadi luka : luka bakar, luka terbuka dll
- Menjaga kebersihan peralatan sikat
gigi dan tidak menyikat gigi terlalu keras, dan tidak lupa untuk mencuci tangan dengan sabun
antiseptik.
- Asupan bergizi à Meningkatkan sistem imun tubuh.
1. Hermawan GA. Sepsis. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Stiyohadi B, Syam AF, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Jakarta: InternaPublishing; 2014.
2. Lutpiatina,
Leka. (2015). Pewarnaan Gram Buffy Coat Untuk Deteksi Awal Pasien Bakteremia. Medical Laboratory
Technology Journal. 1. 38. 10.31964/mltj.v1i1.15.
3. Nugroho,
Susanto. (2010). Parameter Bakteremia pada Anak dengan Keganasan dan Demam Neutropenia. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 26. 113-116. 10.21776/ub.jkb.2010.026.02.9.
4. Soejono,
Czeresna. (2020). Lama Rawat Inap Pasien Geriatri dengan Bakteremia Gram Negatif: Sebuah Observasi Analitis.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 7.34.10.7454/jpdi.v7i1.412.
Bakteremia |
Tidak ada komentar: