Ulkus Mulut (Aftosa, Herpes): Definisi, Etiologi, Diagnosis, Tatalaksana

7/29/2020

AFTOSA / STOMATITIS AFTOSA REKURENS (SAR)

-     Ulkus oral (aphthous ulcer) dapat muncul sendiri atau berkelompok di dalam mulut bibir atau pipi, ditemukan di bawah atau di pinggir lidah.

-     Sebagian besar kasus bersifat ringan, self-limiting, dan seringkali diabaikan oleh pasien.

-     Namun, SAR juga dapat merupakan gejala dari penyakit-penyakit sistemik à Penyakit Crohn, penyakit Coeliac, malabsorbsi, anemia defisiensi besi atau asam folat, defisiensi vitamin B12, atau HIV.


Penyebab Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

Penyebab aftosa bersifat multifaktorial:

-     Mukosa rongga mulut yang kering

-     Trauma ke mulut: tepi gigi yang tajam, menggigit secara tidak sengaja, gigi runcing.

-     Respon alergi terhadap bakteri tertentu di dalam rongga mulut

-     Kekurangan vitamin C, vitamin B, asam folat, zat besi, atau zinc

-     Penggunaan obat-obatan tertentu

-     Stress

-     Infeksi jamur Candida albicans

-     Efek samping dari radioterapi pada pasien kanker

-     Penyakit tertentu seperti celiac disease, inflammatory bowel disease, HIV/AIDS, ataupun gangguan sistem imun



Keluhan Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

1.   Luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian dalam, atau sisi lateral dan anterior lidah.

2.   Onset à Dimulai pada usia kanak-kanak, paling sering pada usia remaja atau dewasa muda, dan jarang pada usia lanjut.

3.   Frekuensi rekurensi bervariasi à Seringkali dalam interval yang cenderung reguler.

4.   Episode SAR yang sebelumnya biasanya bersifat self-limiting.

5.   Pasien biasanya bukan perokok.

6.   Biasanya terdapat riwayat penyakit yang sama di dalam keluarga.

7.   Pasien biasanya secara umum sehat.

8.   Namun, dapat pula ditemukan gejala: Diare, konstipasi, tinja berdarah, sakit perut berulang, lemas, atau pucat, yang berkaitan dengan penyakit yang mendasari.

9.   Pada wanita dapat timbul saat menstruasi.


Klasifikasi Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

 Tabel Klasifikasi Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)


Pemeriksaan Fisik Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

1.   Tanda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)

2.   Pemeriksaan abdomen (distensi, hipertimpani, nyeri tekan)

3.   Tanda dehidrasi akibat diare berulang


Pemeriksaan Penunjang Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

  1. Darah perifer lengkap
  2. MCV, MCH, dan MCHC

Diagnosis Banding Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

1.   Herpes simpleks

2.   Sindrom Behcet

3.   Hand, foot, and mouth disease

4.   Liken planus

5.   Manifestasi oral dari penyakit autoimun (pemigus, SLE, Crohn)

6.   Kanker mulut


Terapi Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

1.   Larutan kumur chlorhexidine 0,2% à Membersihkan rongga mulut. Penggunaan: 3 kali setelah makan, masing-masing selama 1 menit.

2.   Kortikosteroid topikal à Krim triamcinolone acetonide 0,1% in ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan membersihkan rongga mulut.


Konseling dan Edukasi Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

Pasien perlu menghindari trauma pada mukosa mulut dan makanan atau zat dalam makanan yang berpotensi menimbulkan SAR (kripik, susu sapi, gluten, asam benzoat, dan cuka.)


Kriteria Rujukan Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

Dirujuk bila ada:

Ada gejala-gejala ekstraoral:

1.   Lesi genital, kulit, atau mata

2.   Gangguan gastrointestinal

3.   Penurunan berat badan

4.   Rasa lemah

5.   Batuk kronik

6.   Demam

7.   Limfadenopati, Hepatomegali,

8.   Splenomegali


Gejala dan tanda yang tidak khas, misalnya:

1.   Onset pada usia dewasa akhir atau lanjut

2.   Perburukan dari aftosa

3.   Lesi yang amat parah

4.   Tidak adanya perbaikan dengan


Adanya lesi lain pada rongga mulut, seperti:

1.   Kandidiasis

2.   Glositis

3.   Perdarahan, bengkak, atau nekrosis pada gingiva

5.   Leukoplakia

6.   Sarkoma Kaposi


Prognosis Aftosa / Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR)

Ad vitam                       : Bonam

Ad functionam            : Bonam

Ad sanationam            : Dubia


STOMATITIS HERPES

-    Stomatitis herpes merupakan inflamasi pada mukosa mulut akibat infeksi virus Herpes simpleks tipe 1 (HSV 1).

-    Beberapa diantaranya merupakan manifestasi dari kelainan imunodefisiensi yang berat, misalnya HIV.



Penyebab Stomatitis Herpes

Disebabkan oleh infeksi virus herpes tipe 1 (HSV-1). Oleh sebab itu, sariawan tipe ini dapat menular atau ditularkan ke orang lain melalui air liur pada saat berbagi gelas, sendok, atau bahkan berciuman.


Keluhan Stomatitis Herpes

1.   Luka pada bibir, lidah, gusi, langit-langit, atau bukal, yang terasa nyeri.

2.   Kadang timbul bau mulut.

3.   Dapat disertai rasa lemas (malaise), demam, dan benjolan pada kelenjar limfe leher.

4.   Sering terjadi pada usia remaja atau dewasa.

5.   Terdapat dua jenis stomatitis herpes, yaitu:

a.   Stomatitis herpes primer yang merupakan episode tunggal.

b.   Stomatitis herpes rekurens, bila pasien telah mengalami beberapa kali penyakit serupa sebelumnya.

6.   Rekurensi dapat dipicu oleh beberapa faktor, seperti: demam, paparan sinar matahari, trauma, dan kondisi imunosupresi seperti HIV, penggunaan kortikosteroid sistemik, dan keganasan.


Pemeriksaan Fisik Stomatitis Herpes

1.   Lesi berupa vesikel, berbentuk seperti kubah, berbatas tegas, berukuran 2 - 3 mm, biasanya multipel, dan beberapa lesi dapat bergabung satu sama lain.

2.   Lokasi lesi dapat di bibir (herpes labialis) sisi luar dan dalam, lidah, gingiva, palatum, atau bukal.

3.   Mukosa sekitarlesi edematosa dan hiperemis.


Diagnosis Banding Stomatitis Herpes

1.   SAR tipe herpetiform

2.   SAR minor multipel

3.   Herpes zoster

4.   Sindrom Behcet

5.   Hand, foot, and mouth disease

6.   Manifestasi oral dari penyakit autoimun (pemfigus, SLE, Crohn)


Terapi Stomatitis Herpes

1.   Untuk mengurangi rasa nyeri, dapat diberikan analgetik seperti Parasetamol atau Ibuprofen, Larutan kumur chlorhexidine 0,2% juga memberi efek anestetik sehingga

dapat membantu.

2.   Pilihan antivirus yang dapat diberikan, antara lain:

a.   Acyclovir, diberikan per oral, dengan dosis: Dewasa à 5 kali 200 - 400 mg per hari selama 7 hari. Anak à 20 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 5 kali pemberian, selama 7 hari

b.  Valacyclovir, diberikan per oral: Dewasa à 2 kali 1 - 2 g per hari selama 1 hari. Anak à 20 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 5 kali pemberian selama 7 hari

c.   Famcyclovir, diberikan per oral, dengan dosis: Dewasa: 3 kali 250 mg per hari selama 7 - 10 hari untuk episode tunggal 3 kali 500 mg per hari, selama 7 - 10 hari untuk tipe rekurens. Anak: Belum ada data mengenai keamanan dan efektiftas pemberiannya pada anak-anak


Pencegahan rekurensi pada stomatitis herpes rekurens à Mengidentifkasi faktor-faktor pencetus dan selanjutnya melakukan penghindaran.


Faktor-faktor yang biasanya memicu stomatitis herpes rekurens, antara lain à Trauma dan paparan sinar matahari.


Prognosis Stomatitis Herpes

Ad vitam                       : Bonam

Ad functionam            : Bonam

Ad sanationam            : Dubia

 


Referensi

Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 1st ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.