Syok (Septik, Hipovolemik, Kardiogenik, Neurogenik): Definisi - Tatalaksana
DEFINISI SYOK
Syok adalah Sindroma klinis yang terjadi akibat perfusi jaringan yang tidak adekuat, hipoperfusi yang dipicu ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen dan substrat makanan menyebabkan disfungsi seluler à Gagal organ à Kematian
STADIUM SYOK
Stadium
Kompensasi à Fungsi
organ vital masih dapat dipertahankan melalui mekanisme kompensasi fisiologis
tubuh dengan meningkatkan sympathic reflex, sehingga terjadi:
- Resistensi
sistemik meningkat: Distribusi selektif aliran darah dari organ non vital ke
organ vital (jantung, paru, otak).
- Resistensi
arteriol meningkat à Diastolic pressure meningkat.
- Heart
rate meningkat à Cardiac output meningkat.
- Sekresi
vasopressin, rennin-angiotensin-aldosteron meningkat à Ginjal menahan sodium dan air di dalam sirkulasi.
Manifestasi
Klinis: Tachycardia, gelisah, kulit pucat dan dingin, capillary
filling lambat (>2 detik).
Stadium
Dekompensasi à Gangguan
perfusi jaringan
- Perfusi
jaringan buruk à O2 sangat turun à Metabolisme anaerob à Laktat naik à Laktat asidosis, CO2 menumpuk à Asidemia à Kontraktilitas miokard terhambat.
- Gangguan
pompa Na/K tingkat sel à Gangguan membran sel, lisosom dan mitokondria à Sel rusak.
- Aliran
darah lambat, rusaknya rantai kinin dan sistem koagulasi à Agregasi trombosit à Tendensi perdarahan.
- Pelepasan
mediator vaskuler: Histamin, serotonin, sitokin (TNFαdan IL1), xanthin
oksidase.
- O2
radikal dan faktor agregasi trombosit.
- Vasodilatasi
arteriol, permeabilitas kapiler meningkat à Venous return turun à preload turun à COP turun.
Manifestasi
Klinis: Tachycardia, tekanan darah sangat turun, perfusi perifer buruk, asidosis,
oliguria dan kesadaran menurun.
Stadium
Irreversible à Kerusakan
dan kematian sel
- Syok
berlanjut à Sel rusak dan mati
- MOF
(Multi Organ Dysfunction)
- Cadangan
ATP akan habis terutama di jantung dan hepar à Tubuh kehabisan energi.
Manifestasi Klinis : Tekanan darah tak terukur, nadi
tak teraba, anuria, kesadaran buruk dan tanda-tanda kegagalan organ.
KLASIFIKASI SYOK
SYOK HIPOVOLEMIK
- Terjadi
akibat penurunan volume intravaskular secara signifikan
- Kondisi
tersebut dapat berupa perdarahan, sekuestrasi cairan ekstravaskular, kehilangan
cairan dari gastrointestinal, urin, maupun insensible water loss.
- Volume
darah yang berkurang (penurunan preload) akan menurunkan volume akhir diastolik
ventrikel sehingga stroke volume juga menurun.
Tanda dan Gejala Syok Hipovolemik
- Stadium
awal (< 20% volume darah):
o Perubahan
tingkat kesadaran, misalnya agitasi dan gelisah, atau depresi sistem saraf
pusat.
o Pada
pemeriksaan fisik sering didapatkan tanda-tanda seperti kulit dingin, lembab,
hipotensi ortostatik, takikardia ringan, atau tanda lain akibat proses
vasokonstriksi.
o Produksi
urin turun
- Hipovolemia
sedang (20-40 % volume darah):
o Pasien
menjadi gelisah, agitasi dan takikardia
o Tekanan
darah masih relatif normal pada posisi terlentang. Namun, lebih sering ditemui
adanya hipotensi postural.
- Hipovolemia
berat (> 40 % volume darah), tekanan darah akan menurun, takikardia men jadi
lebih jelas, oliguria, penurunan kesadaran berupa agitasi atau confusion.
Hipotermia adalah tanda dari hipovolemia berat.
Laboratorium Syok Hipovolemik:
- Kehilangan
plasma à Hemokonsentrasi
Kehilangan
air à Hypernatremia
Keadaan
ini menunjukan adanya kondisi hipovolemia.
- Perdarahan
berat à Penurunan hemoglobin dan hematokrit
Tatalaksana Syok Hipovolemik
- Infus
cepat kristaloid untuk ekspansi volume intravaskuler melalui kanula vena besar (dapat
lebih satu tempat) atau melalui vena sentral.
- Pada
perdarahan maka dapat diberikan 3-4 kali dari jumlah perdarahan. Setelah pemberian
3 liter disusul dengan transfusi darah. Secara bersamaan sumber perdarahan harus
dikontrol.
- Resusitasi
tidak komplit sampai serum laktat kembali normal.
- Vasokonstriksi jarang diperlukan pada syok hipovolemik murni.
SYOK KARDIOGENIK
- Sindrom
klinis akibat penurunan curah jantung yang menyebabkan hipoksia jaringan dengan
volume intravaskular yang adekuat.
- Etiologi:
Komplikasi infark miokardium akut (IMA) sekaligus menjadi penyebab kematian
utama pada IMA {5 -8% ). Beberapa etiologi tersering lainnya ialah ruptur
septum ventrikel, ruptur dinding bebas, serta ruptur otot papilaris
Kriteria hemodinamik yang digunakan untuk menegakkan
syok kardiogenik ialah:
1.
Penurunan
curah jantung (<2,2 L/menit/m2)
2.
Hipotensi
sistolik arteri (<90 mmHg) atau MAP berkurang > 30 mmHg nilai normal
3. Peningkatan
tekanan diastolik-akhir ventrikel kiri (pulmonary capillary wedge pressure)
PCWP > 18 mmHg)/tekanan diastolik-akhir ventrikel kanan >10-15 mmHg.
Tanda dan Gejala Syok Kardiogenik
- Manifestasi
dapat bervariasi sesuai etiologi yang mendasari.
- Pasien
dapat mengeluhkan nyeri dada, sesak napas hingga perubahan status mental
seperti somnolen. kebingungan, atau agitasi.
- Pada
pemeriksaan tanda vital, nadi dapat teraba lemah dan cepat atau malah
bradikardia pada kasus blok konduksi jantung derajat berat.
- Tekanan
sistolik menurun (< 90 mmHg) dengan tekanan nadi yang menyempit (<30 mmHg).
- Pernapasan
Cheyne-Stokes dan distensi vena jugular dapat ditemukan.
- Pada
auskultasi jantung dapat terdengar S3 gallop dan atau murmur sistolik pada
kasus regurgitasi mitral berat dan ruptur septum ventrikel. Dapat pula
ditemukan bunyi ronki pada kasus gagal ventrikel kiri.
Laboratorium Syok Kardiogenik
· Sel
darah putih meningkat
· Fungsi
ginjal memburuk à Peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin.
· Transaminase
hepatik meningkat akibat hipoperfusi liver
· Asidosis
metabolic à Anion gap tinggi dan peningkatan laktak
· CK
dan CKMB, troponin à Meningkat
EKG Syok Kardiogenik
Pada syok
kardiogenik karena infark miokard akut dengan gagal ventrikel kiri à gelombang Q dan atau ST elevasi pada lead multiple
atau LBBB.
Foto Toraks Syok Kardiogenik
Menunjukan
kongesti vaskular paru dan edema paru.
Ekokardiografi Syok Kardiogenik
Ekokardiografi
2 demensi dengan color flow Doppler à Menemukan shunt kiri ke kanan, rupture septum
ventrikel dan derajat berat mitral regurgitasi.
Tatalaksana Syok Kardiogenik
- Optimalkan
pra-beban dengan infus cairan
- Optimalkan
kontraktilitas jantung dengan inotropik sesuai keperluan, seimbangkan kebutuhan
oksigen jantung. Selain itu, dapat dipakai dobutamin atau obat vasoaktif lain.
- Sesuaikan
pasca-beban untuk memaksimalkan Co. Dapat dipakai vasokonstriktor bila pasien
hipotensi dengan SVR rendah. Pasien syok kardiogenik mungkin membutuhkan
vasodilatasi untuk menurunkan SVR, tahanan pada aliran dara dari jantung yang
lemah.Obat yang dapat dipakai adalah nitroprusside dan nitroglycerin.
- Diberikan
diuretik bila jantung dekompensasi.
- PAC
dianjurkan dipasang untuk penunjuk terapi.
- Penyakit jantung yang mendasari harus diidentifikasi dan diobati.\
SYOK SEPTIK
Penyebab :
SIRS akibat infeksi.
Masalah :
- Vasodilatasi
akibat SVR turun.
- Kebocoran
kapiler difus karena permeabilitas vaskuler meningkat à preload sangat turun perfusi buruk.
Sepsis adalah
sindroma inflamasi respon sistemik dengan bukti infeksi. Bila ditemukan dua
dari kondisi:
- Demam
(suhu oral >38oC) atau hipotermia (<36oC)
- Takipneu
(>24 kali/menit)
- Takikardia
(denyut jantung > 90 kali/menit)
- Leukositosis
(>12.000/L) , Leukopenia (<4000/L) atau > 10% neutrophil batang
Syok sepsis
adalah ;
- Sepsis
dengan hipotensi (tekanan darah arterial <90mmHg sistolik, atau 40mmHg
menurun dari tekanan darah normal yang bersangkutan) selama setidaknya 1 jam
walaupun telah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat, atau
- Membutuhkan
vasopressor untuk menjaga tekanan darah sistolik ≥ 90mmHg atau tekanan arterial
rata-rata ≥ 70 mmHg
Laboratorium Syok Septik
Leukositosis
, trombositopenia, hyperbilirubinemia dan proteinuria, leukopenia
Respon septik
semakin berat :
- Trombositopenia
memburuk à Pemanjangan waktu thrombin, penurunan fibrinogen dan peningkatan
D-dimer
- Azotemia
- Hiperbilirubenia
semakin jelas
- Peningkatan
aminotransferase
- Analisis
gas darah à Hipoksemia
- Asidosis
metabolic à Anion gap meningkat
- EKG
à Sinus takikardi atau kelainan gelombang ST-T non
spesifik
Tatalaksana Syok Septik
Terapi :
Antibiotik, hemodynamic support, oxygen, others (gamma Venin P, C Protein).
Cara
pengelolaan sepsis:
1.
Resusitasi
dini, dengan target:
- CVP
= 8 – 12 mmHg
- MAP
= 65 mmHg
- Produksi
urine ≥ 0,5 ml/kg/jam
- Saturasi
darah vena sentral (mixed vein) 70 %
2. Pemberian
antibiotik secara intravena dan adekuat berdasarkan kultur darah atau bila empirik
atas dasar peta kuman terbaru
3.
Kontrol
sumber infeksi (drainage abscess, debridement luka kotor)
4.
Penggunaan
vasopressor untuk memperbaiki perfusi jaringan, bila resusitasi cairan gagal memperbaiki
perfusi
5.
Penggunaan
inotropik untuk mempertahankan cardiac output, bila resusitasi cairan
gagal memperbaiki cardiac output
6.
Penggunaan
steroid dosis rendah pada keadaan syok septik yang menunjukan tanda tanda adrenal
insufficiency
7.
Pemberian
rhAPC (recombinat human activated protein C) pada sepsis berat (Apache
score 25) yang mengalami gagal organ multipel
4.
Penggunaan
ventilator, bila ada indikasi dengan volume tidal rendah (6 ml/kg)
5.
Kontrol
gula darah dengan ketat (80 – 110 mg%), dengan insulin kontinyu
6. Melakukan terapi pengganti ginjal (CRRT = continous renal replacement therapy) sedini mungkin
SYOK NEUROGENIK
Sering terjadi pada cervical atau high thoracic spinal cord injury dan dengan karakteristik hypotension, sering disertai bradikardi.
Gangguan
neurologis : flaccid paralysis, loss of extremity reflexes dan priapism.
- Adanya
interupsi pada input vasomotor simpatis setelah cedera medulla spinalis
servikal, cedera kepala hebat atau migrasi cephalad anestesi spinal à Syok neurogenik
- Dilatasi
arteriol, venodilasi à Pooling darah pada system vena à Penurunan aliran balik vena dan cardiac output.
- Ekstermitas
sering hangat.
Tatalaksana Syok Neurogenik
- Setelah
mengamankan jalan nafas dan resusitasi cairan, guna meningkatkan tonus vaskuler
dan mencegah bradikardi diberikan epinefrin.
- Epinefrin
berguna meningkatkan tonus vaskuler tetapi akan memperberat bradikardi, sehingga
dapat ditambahkan dopamin dan efedrin. Agen antimuskarinikatropin dan glikopirolat
juga dapat untuk mengatasi bradikardi.
- Terapi definitif adalah stabilisasi Medulla spinalis yang terkena.
KONSELING DAN EDUKASI PASIEN DENGAN SYOK
Keluarga perlu diberitahukan mengenai kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada pasien dan pencegahan terjadinya kondisi serupa.
PROGNOSIS
Prognosis suatu syok amat tergantung dari kecepatan diagnosa dan pengelolaannya sehingga pada umumnya adalah dubia ad bonam.
REFERENSI
1. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 1st ed. Jakarta:
Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
2. Guntur A. Sepsis. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. 6th Ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014. p. 4108–14.
3. Alwi I, Nasution SA. Syok Kardiogenik. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. 6th Ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014. p. 4115–21.
4. Wijaya IP. Syok Hipovolemik. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. 6th Ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014. p. 4122–4.
5. Chen K, Pohan HT. Penatalaksanaan Syok Septik. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. 6th Ed. Jakarta: InternaPublishing; 2014. p. 4125–9.
Tidak ada komentar: