Hepatitis B
DEFINISI
- Hepatitis
B merupakan infeksi virus hepatitis B (VHB) pada hati yang dapat bersifat akut
atau kronis.
- Infeksi
hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala yang berlangsung
kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan
maka disebut sebagai hepatitis kronik
- Hepatitis
B kronik dapat berkembang menjadi sirosis hepatis, 10% dari penderita sirosis hepatis
akan berkembang menjadi hepatoma.
FAKTOR
RISIKO
1. Mempunyai
hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi hepatitis
B.
2. Memakai
jarum suntik secara bergantian (penyalahgunaan obat suntik).
3. Menggunakan
alat-alat yang biasa melukai bersama dengan penderita hepatitis B.
4. Orang
yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah manusia.
5. Orang
yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan terhadap
donor.
6. Penderita
gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
7. Anak
yang dilahirkan olehibuyang menderita hepatitis B.
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
- Infeksi
VHB à Proses
dinamis yang melibatkan interaksi antara virus, hepatosit, dan sistem imun
pasien. Infeksi VHB pada dewasa yang imunotoleran umumnya menyebabkan hepatitis
B akut (>90%). Sebaliknya, 90% infeksi VHB perinatal menyebabkan bayi lahir
dengan infeksi VHB kronis yang bersifat asimtomatis.
- Masa
inkubasi VHB rata-rata 75 hari (30-180 hari).
- Kasus
infeksi VHB akut à Penanda HBsAg serum baru terdeteksi 30-60 hari pasca
infeksi VHB. Kenaikan kadar HBsAg serum akan diikuti peningkatan enzim
aminotransferase dan munculnya gejala klinis (ikterik) pada 2-6 minggu
setelahnya. Hepatitis B akut umumnya sembuh secara spontan dan membentuk
antibodi secara alami, ditandai dengan anti-HBs positif, IgG anti-HBc positif,
dan anti-HBe positif.
- Kasus
infeksi VHB kronis à HBsAg ditemukan menetap minimal 6 bulan. Hingga saat
ini, infeksi VHB kronis tidak dapat dieradikasi sepenuhnya karena adanya
molekul covalently closed circular DNA (cccDNA) yang permanen di nukleus
hepatosit terinfeksi. Selain itu, VHB memiliki enzim reverse transciptase
untuk replikasi sehingga untaian genom VHB dapat menyatu dengan DNA hepatosit,
yang kemudian berpotensi menyebabkan transformasi karsinogenik.
- Perjalanan
alami Infeksi VHB kronis:
1. Fase
imunotoleransi
2. Fase
imunoaktif atau immune clearance
3. Pengidap
inaktif (inactive carrier)
4. Fase
reaktivasi
TANDA DAN GEJALA
Hepatitis B akut:
- Fase
preikterik: anoreksia, mual, muntah, malaise, keletihan, artralgia, mialgia,
sakit kepala, fotofobia, faringitis, dan bantuk, demam tidak terlalu tinggi
- Fase
ikterik: gejala prodromal berkurang, sklera ikterik, penurunan BB, hepatomegali
disertai nyeri tekan di area kuadran kanan atas abdomen, splenomegali, gambaran
kolestatik, adenopati servikal
- Fase
perbaikan: gejala konstitusional menghilang, ada hepatomegali dan abnormalitas pemeriksaan
kimia hati
Hepatitis
B kronis: bervariasi, mulai dari asimptomatik, gejala hepatitis akut, hingga
tanda-gejala sirosis, dan gagal hati.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Konjungtiva
ikterik
2. Pembesaran
dan sedikit nyeri tekan pada hati
3. Splenomegali
dan limfadenopati pada 15-20% pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes
laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
2. Pemeriksaan
darah: Peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT > 2x
nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang lebih lengkap.
3. HBsAg
(di pelayanan kesehatan sekunder)
DIAGNOSIS BANDING
1. Perlemakan
hati
2. Penyakit
hati oleh karena obat atau toksin
3. Hepatitis
autoimun
4. Hepatitis
alkoholik
5. Obstruksi
akut traktus biliaris
KOMPLIKASI
1. Sirosis
hepar
2. Hepatoma
TATALAKSANA
1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2. Tirah baring
3. Pengobatan simptomatik
a. Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.
b. Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10 mg/hari atau Domperidon 3 x 10 mg/hari.
c. Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x 200 mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/ hari).
KRITERIA RUJUKAN
1. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan
penunjang laboratorium di pelayanan kesehatan sekunder
2. Penderita hepatitis B dengan keluhan ikterik yang menetap disertai keluhan
yang lain.
KONSELING DAN
EDUKASI
1. Memberi edukasi pada keluarga untuk
ikut mendukung pasien agar teratur minum
obat karena pengobatan jangka panjang.
2. Pada
fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat, dan membatasi
aktivitas fisik pasien.
3. Pencegahan
penularan pada anggota keluarga dengan modifkasi pola hidup untuk pencegahan
transmisi dan imunisasi.
PROGNOSIS
Prognosis sangat tergantung
pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya.
Pada umumnya, prognosis pada hepatitis B adalah dubia, untuk fungtionam dan sanationam
dubia ad malam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014
2. Arif putera A, dkk. Kapita Selekta
Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014;
Jilid II.
3. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 1nd ed. Jakarta:
Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
Tidak ada komentar: