Hepatitis B

4/21/2022

DEFINISI

-        Hepatitis B merupakan infeksi virus hepatitis B (VHB) pada hati yang dapat bersifat akut atau kronis.

-        Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala yang berlangsung kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan maka disebut sebagai hepatitis kronik

-        Hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi sirosis hepatis, 10% dari penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi hepatoma.

 

FAKTOR RISIKO

1.     Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi hepatitis B.

2.     Memakai jarum suntik secara bergantian (penyalahgunaan obat suntik).

3.     Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama dengan penderita hepatitis B.

4.     Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah manusia.

5.     Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan terhadap donor.

6.     Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

7.     Anak yang dilahirkan olehibuyang menderita hepatitis B.

 

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI

-        Infeksi VHB à Proses dinamis yang melibatkan interaksi antara virus, hepatosit, dan sistem imun pasien. Infeksi VHB pada dewasa yang imunotoleran umumnya menyebabkan hepatitis B akut (>90%). Sebaliknya, 90% infeksi VHB perinatal menyebabkan bayi lahir dengan infeksi VHB kronis yang bersifat asimtomatis.

-        Masa inkubasi VHB rata-rata 75 hari (30-180 hari).

-        Kasus infeksi VHB akut à Penanda HBsAg serum baru terdeteksi 30-60 hari pasca infeksi VHB. Kenaikan kadar HBsAg serum akan diikuti peningkatan enzim aminotransferase dan munculnya gejala klinis (ikterik) pada 2-6 minggu setelahnya. Hepatitis B akut umumnya sembuh secara spontan dan membentuk antibodi secara alami, ditandai dengan anti-HBs positif, IgG anti-HBc positif, dan anti-HBe positif.

-        Kasus infeksi VHB kronis à HBsAg ditemukan menetap minimal 6 bulan. Hingga saat ini, infeksi VHB kronis tidak dapat dieradikasi sepenuhnya karena adanya molekul covalently closed circular DNA (cccDNA) yang permanen di nukleus hepatosit terinfeksi. Selain itu, VHB memiliki enzim reverse transciptase untuk replikasi sehingga untaian genom VHB dapat menyatu dengan DNA hepatosit, yang kemudian berpotensi menyebabkan transformasi karsinogenik.

-        Perjalanan alami Infeksi VHB kronis:

1.     Fase imunotoleransi

2.     Fase imunoaktif atau immune clearance

3.     Pengidap inaktif (inactive carrier)

4.     Fase reaktivasi

 




TANDA DAN GEJALA

Hepatitis B akut:

-        Fase preikterik: anoreksia, mual, muntah, malaise, keletihan, artralgia, mialgia, sakit kepala, fotofobia, faringitis, dan bantuk, demam tidak terlalu tinggi

-        Fase ikterik: gejala prodromal berkurang, sklera ikterik, penurunan BB, hepatomegali disertai nyeri tekan di area kuadran kanan atas abdomen, splenomegali, gambaran kolestatik, adenopati servikal

-        Fase perbaikan: gejala konstitusional menghilang, ada hepatomegali dan abnormalitas pemeriksaan kimia hati

 

Hepatitis B kronis: bervariasi, mulai dari asimptomatik, gejala hepatitis akut, hingga tanda-gejala sirosis, dan gagal hati.

 

PEMERIKSAAN FISIK

1.     Konjungtiva ikterik

2.     Pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati

3.     Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien

 

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.     Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)

2.     Pemeriksaan darah: Peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT > 2x nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang lebih lengkap.

3.     HBsAg (di pelayanan kesehatan sekunder)

 


DIAGNOSIS BANDING

1.     Perlemakan hati

2.     Penyakit hati oleh karena obat atau toksin

3.     Hepatitis autoimun

4.     Hepatitis alkoholik

5.     Obstruksi akut traktus biliaris

 

KOMPLIKASI

1.     Sirosis hepar

2.     Hepatoma

 

TATALAKSANA

1.     Asupan kalori dan cairan yang adekuat

2.     Tirah baring

3.     Pengobatan simptomatik

a.     Demam: Ibuprofen 2 x 400 mg/hari.

b.     Mual: antiemetik seperti Metoklopramid 3 x 10 mg/hari atau Domperidon 3 x 10 mg/hari.

c.     Perut perih dan kembung: H2 Bloker (Simetidin 3 x 200 mg/hari atau Ranitidin 2 x 150 mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/ hari).

 

KRITERIA RUJUKAN

1.     Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan penunjang laboratorium di pelayanan kesehatan sekunder

2.     Penderita hepatitis B dengan keluhan ikterik yang menetap disertai keluhan yang lain.

 

KONSELING DAN EDUKASI

1.     Memberi edukasi pada keluarga untuk ikut mendukung pasien agar teratur minum obat karena pengobatan jangka panjang.

2.     Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupan kalori dan cairan yang adekuat, dan membatasi aktivitas fisik pasien.

3.     Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifkasi pola hidup untuk pencegahan transmisi dan imunisasi.

 

PROGNOSIS

Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Pada umumnya, prognosis pada hepatitis B adalah dubia, untuk fungtionam dan sanationam dubia ad malam.

 

DAFTAR PUSTAKA

1.     Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014

2.     Arif putera A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014; Jilid II.

3.     Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 1nd ed. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2017.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.