Pankreatitis Akut
DEFINISI
- Pankreatitis
adalah reaksi peradangan pankreas.
- Pankreatitis
akut terjadi karena peradangan pankreas yang menyebabkan aktivasi enzim-enzim
pankreas di dalam sel-sel pankreas, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan.
- Pankreatitis
akut didiagnosis bila memenuhi dua dari tiga kriteria berikut:
1. Nyeri
hebat di abdomen (biasanya di daerah epigastrium) dengan onset akut, kadang
menjalar ke punggung
2. Kenaikan
kadar enzim pankreas (amilase atau lipase) ≥3 kali lipat nilai normal
3. Terdapat
gambaran karakteristik pankreatitis akut pada CT scan dengan kontras (Enhanced
Contrast-CT/ECCT), MRI, atau USG transabdominal.
KLASIFIKASI
1. Interstitial
oedematous pancreatitis
Biasanya ringan
dan swasirna dalam minggu. Terjadi edema inflamatorik parenkim pankreas yang
menyebabkan pankreas membesar secara difus. Pada ECCT, terlihat gambaran
penyangatan yang homogen pada parenkim pankreas dan inflammatory changes of
haziness or mild stranding pada lapisan lemak peripankreatikus. Dapat ditemukan
juga cairan peripankreatikus.
2. Necrotising
pancreatitis
Necrotising
pancreatitis adalah
terjadinya nekrosis pada parenkim pankreas, jaringan peripankreas atau
keduanya. Pada tahap awal ECCT memperlihatkan pola perfusi patchy dengan
atenuasi yang bervariasi pada parenkim pankreas lalu seiring waktu berubah
menjadi lebih berbatas tegas atau konfluen. Nekrosis dapat bersifat padat atau
likuifaksi, dapat steril atau terinfeksi, menetap atau hilang seiring
berjalannya waktu.
ETIOLOGI
1. Obstruksi
mekanik ampula à Penyebab tersering, disebabkan oleh batu empedu
(terutama berukuran <5 mm), biliary sludge, askariasis, divertikulum periampularis,
keganasan pankreas atau periampularis, stenosis ampula striktur atau obstruksi
duodenum.
2. Konsumsi
alkohol à Penyebab tersering kedua
3. Trauma
à Penyebab tersering ketiga, terutama iatrogenik pasca
pembedahan, atau tindakan ERCP.
4. Metabolik
à Hipetrigliseridemia > 1000 mg/dL, hiperkalsemia.
5. Toksin
à Toksin kalajengking atau keracunan organofosfat
6. Obat-obatan
à Pentamidine, metronidazole, stibogluconate,
tetrasiklin, furosemid, tiazid, sulfasalazin, 5-ASA, L-asparaginase,
azatioprin, asam valproat, salisilat, kalsium dan estrogen.
7. Infeksi
à Virus (mumps, hepatitis B, CMV, varicella-zoster,
HSV, HIV ), bakteri (mycoplasma, legionella, leptospira, salmonella),
fungi (aspergillus), parasit (toxoplasma)
8. Kelainan
kongenital à Koledokokel dan pankreas divisum.
9. Penyakit
vaskular à Aterotrombolisme dan vaskulitis (polyarteritis
nodosa, LES)
10. Mutasi genetik gen CFTR (Cystic Fibrosis
Transmembrane Conductance Regulator)
GEJALA KLINIS
Berdasarkan Klasifikasi Atlanta yang telah direvisi tahun
2012 à Diklasifikasikan
berdasarkan derajat beratnya penyakit.
ANAMNESIS
- Gejala
utama yang dikeluhkan pasien:
o Nyeri
hebat pada abdomen atas yang timbulnya akut, bersifat persisten biasanya di
daerah mid-epigastrium dan dapat menjalar ke punggung.
o Kadang
nyeri dapat terjadi di abdomen kanan atas, bersifat difus atau menjalar ke sisi
kiri bergantung pada daerah pankreas yang mengalami peradangan
o Mual
dan muntah
o Gelisah,
agitasi, dan lebih nyaman jika posisi supinasi
PEMERIKSAAN FISIS
- Demam,
takikardia, syok, atau koma pada kasus berat
- Abdominal
tenderness - distensi
abdomen di epigastrium, dan defens muskular
- Dispneau
- karena iritasi diafragma oleh eksudat inflamasi
- Ecchymotic
discoloration pada
pinggang (Grey-Turner's sign) atau pada regio periumbilikal (Cullen
's sign) - menunjukkan perdarahan intraabdomen
- Ikterik
- bila terdapat obstruksi duktus bilier akibat koledokolitiasis atau edema
kaput pankreas
- Teraba
massa di epigastrium terdapat pembentukan pseudokista
- Bising
usus menghilang akibat dari ileus kolon
- Subcutaneous
nodular fat necrosis
(panniculitis) à Nodul kemerahan berukuran 0.5 - 2 cm dan biasanya
terletak di ekstremitas distal
- Tromboflebitis
pada kaki dan poliartritis
- Tanda-tanda
dari penyakit yang mendasarinya seperti hepatomegali pada pankreatitis
alkoholik, xanthoma pada pasien dengan hipertrigliseridemia, pembengkakan kelenjar
parotis pada penyakit gondongan virus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan
darah lengkap, hematokrit, CRP untuk menilai leukositosis, hemokonsentrasi dan
penanda inflamasi
- Kolesterol,
trigliserid, dan kalsium untuk mengevaluasi etiologi yang mendasari
- Alkali
fosfatase, bilirubin total, aspartat aminotransferase (AST) dan alanin
aminotransferase (ALT) à Untuk mencari tanda pankreatitis akibat batu empedu
- Serum
elektrolit, BUN, kreatinin, glukosa untuk menilai derajat komplikasi
- Amilase
serum - Amilase akan meningkat setelah 6-12 jam hingga 3-5 hari, biasanya
diatas tiga kali dari nilai normal.
- Serum
lipase - Meningkatnya kadar serum lipase lebih spesiflk untuk pankreatitis dan
kadarnya akan tetap meningkat hingga 12 hari.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
- Foto
polos abdomen à Gambaran ileus dari segmen usus halus "sentinel
loop", atau "colon cutoff sign". Colon cutoff sign
merefleksikan adanya sejumlah udara pada kolon distal hingga fleksura splenikus
karena spasme fungsional dari kolon desenden akibat adanya penyebaran inflamasi
pankreas.
- Rontgen
toraks à Sepertiga pasien pankreatitis akut akan mengalami
gambaran abnormal pada rontgen toraks: Elevasi hemidiafragma, efusi pleura,
atelektasis basal. infiltrat paru.
- USG
abdomen à Gambaran klasik: Pembesaran difus dan pankreas
hipoekoik. USG juga dapat mengevaluasi adanya batu empedu.
- CT
scan à Pemeriksaan paling penting untuk mendiagnosis
pankreatitis akut dan adanya komplikasi intraabdomen serta menilai derajat keparahan.
Aspirasi Perkutan CT-guided dengan pewarnaan gram dan kultur dilakukan
jika terdapat kecurigaan nekrosis pankreas terinfeksi.
- MRI
dan MRCP à Keuntungannya dibandingkan CT:
o Toksisitas
rendah pada nefron
o Lebih
jelas menggambarkan acute fluid collection, nekrosis, abses, perdarahan
dan pseudokista
o Lebih
sensitif mendeteksi pankreatitis akut ringan
o MRCP
lebih baik dalam memvisualisasi pankreas dan duktus biliar.
TATA LAKSANA
- Dokter
umum harus merujuk ke Spesialis Penyakit Dalam.
- Pantau
tanda vital, rehidrasi, koreksi ketidakseimbangan elektrolit dan nutrisi, serta
lakukan pencegahan komplikasi lokal maupun sistemik.
- 70%
pasien menderita pankreatitis akut ringan yang berespon terhadap pengobatan
suportif saja. 30% sisanya dengan pankreatitis akut berat dapat mengalami syok,
gagal napas, dan komplikasi infeksi à Membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
- Tata
laksana suportif bagi pankreatitis akut ringan: Cairan intravena, manajemen
nyeri, dan koreksi kelainan elektrolit dan metabolik. Biasanya pasien akan
membaik dan mulai dapat makan dalam waktu 3-7 hari.
PROGNOSIS
- Pasien
dengan usia >55 tahun, BMI >30 kg/m2, adanya kegagalan organ,
atau efusi pleura à Kelompok risiko tinggi à Perawatan intensif dari awal.
- Skor
APACHE-II dan Kriteria Ranson dapat digunakan untuk memprediksi beratnya
keadaan pasien dalam 48 jam sejak pasien masuk rumah sakit.
Kriteria Ranson
Kriteria pada saat masuk RS yaitu :
· Pasien
>55 tahun
· Leukosit
> 16,000 /µL
· GDS
>2 00 mg/dL
· LDH
>350 IU/L
· AST
>250 IU /L
Kriteria setelah 48 jam onset pankreatitis:
· Hematokrit
menurun lebih dari 10 %
· BUN
meningkat lebih dari 8 mg/dL
· Kalsium
serum <8 mg/dL
· PaO2
< 60 mmHg
· Defisit
basa >4 mEq/L
· Kehilangan
cairan est im asi 600 mL
Setiap kriteria bernilai 1 poin.
(0-2) mortalitas minimal
(3-5) mortalitas 10-20 % pasien membutuhkan per awatan
di ICU
(>5 setelah 48 jam) > 50 % disertai komplikasi
sistemik yang lebih banyak
KOMPLIKASI
- Komplikasi
lokal à Acute peripancreatic fluid collection,
pseudokista, acute necrotic collection, dan walled-off necrosis.
Komplikasi lainnya berupa disfungsi gastric outlet, trombosis vena porta
dan splenikus dan nekrosis kolon.
- Komplikasi
Sistemik à Eksaserbasi dari komorbid yang menyertai sebelumnya
seperti penyakit jantung koroner atau penyakit paru kronik yang dipresipitasi
oleh pankreatitis akut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif putera A, dkk. Kapita Selekta
Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014;
Jilid 2.
2. Nurman A. Pankreatitis Akut. In: Setiati S, Alwi I,
Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II.
Edisi Ke-VI.
Jakarta: InternaPublishing; 2014. p. 1852–60.
Tidak ada komentar: