Pneumoniae, Bronkopneumoniae
DEFINISI
Pneumonia adalah peradangan
yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
PK adalah pneumonia yang
terjadi akibat infeksi diluar RS, PN adalah pneumonia yang terjadi >48jam atau
lebih setelah dirawat di RS, baik di ruang rawat umum ataupun ICU tetapi tidak
sedang memakai ventilator. PBV adalah pneumonia yang terjadi setelah 48- 72 jam
atau lebih setelah intubasi tracheal. Pada PPK termasuk pasien yang dirawat
oleh perawatan akut di RS selama 2 hari atau lebih dalam waktu 90 hari dari
proses infeksi, tinggal dirumah perawatan, mendapat AB intravena, kemoterapi,
atau perawatan luka dalam waktu 30 hari proses infeksi atau datang ke klinik RS
atau klinik hemodialisa.
Pneumonia |
PATOGENESIS
- Terkait
dengan 3 faktor à Imunitas inang, mikroorganisme yang menyerang pasien
dan lingkungan yang berinteraksi satu sama lain.
- Cara
terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman:
o Infeksi
melalui droplet à Streptococcus pneumoniae
o Slang
infus à Staphylococcus aureus
o Infeksi
pada pemakaian ventilator à P.aeruginosa dan Enterobacter
- Faktor
risiko Pneumonia Komunitas
o Pneumokokkus
yang resisten penisilin: Usia > 65 tahun, pengobatan B-lactam dalam 3 bulan
terakhir, alkoholisme, penyakit imunosupresif (terapi kortikosteroid), penyakit
penyerta yang multipel, kontak pada klinik lansia.
o Patogen
gram negatif: Tinggal di rumah jompo, penyakit kardiopulmonal penyerta, penyakit
penyerta yang jamak, baru selesai terapi antibiotika.
o Pseudomonas
aeruginoasa: Bronchiektasis,
terapi kortikosteroid (>10mg prednisone/hari), terapi antibiotik spektrum
luas >7 hari pada bulan sebelumnya, malnutrisi.
- Faktor
risiko terinfeksi patogen multiresisten PN dan PBV
• Terapi
dalam 90 hari sebelumnya
• Perawatan
RS dalam 5 hari atau lebih
• Frekuensi
tinggi kuman resistens AB di RS atau lingkungan pasien
• Faktor
risiko PPK:
- Rawat
di RS ≥2 hari dalam 90 hari terakhir berdiam di rumah jompo
- Terapi
infus dirumah (termasuk antibiotika)
- Dialisis
kronik dalam 30 hari
- Perawatan
luka di rumah
- Anggota
keluarga terinfeksi patogen multiresisten
- Penyakit
imunosupresif +/- terapi
ANAMNESIS
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan :
1. Demam,
menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40oC
2. Batuk
dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah
3. Sesak
napas
4. Nyeri
dada
Evaluasi
faktor pasien/predisposisi:
PPOK (H. influenzae), penyakit kronik (kuman jamak), kejang/tidak sadar
(aspirasi Gram negatif, anaerob), penurunan imunitas (kuman Gram negatif),
Pneumocystic carinii, CMV, Legionella, jamur, Mycobacterium),
kecanduan obat bius (Staphylococcus).
Awitan: cepat, akut dengan rusty coloured sputum (S.
Pneumoniae); perlahan, dengan batuk, dahak sedikit (M. pneumoniae).
PEMERIKSAAN
FISIK
Inspeksi : dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal
waktu bernapas
Palpasi : fremitus dapat mengeras pada bagian
yang sakit
Perkusi : redup di bagian yang sakit
Auskultasi : terdengar suara napas bronkovesikuler
sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus à menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- Pemeriksaan
radiologis: pneumonia alveolar dengan gambaran air bronkhogram (airspace
disease) Ã Streptococcus pneumoniae, bronkopneumonia (segmental
disease) Ã staphylococcus, virus atau mikoplasma; dan
pneumonia interstisial (interstitial disease) oleh virus dan mikoplasma.
· Infiltrat
di lobus atas à Klebsiella spp, tuberkulosis atau amiloidosis.
· Infiltral
di lobus bawah à Staphylococcus atau bakteriemia.
· Bentuk
lesi berupa kavitasi dengan air-fluid level sugestif untuk abses paru,
infeksi anaerob, gram negatif atau amiloidosis.
· Efusi
pleura dengan pneumonia sering ditimbulkan S. pneumoniae.
· Pembentukan
kista terdapat pada pneumonia nekrotikans/supurativa, abses dan fibrosis akibat
terjadinya nekrosis jaringan paru oleh kuman S. aureus, K. pneumoniae
dan kuman-kuman anaerob (Streptococcus anaerob, Bacteroides, Fusobacterium).
- Pemeriksaan
laboratorium: Leukositosis à infeksi bakteri; leukosit normal/rendah à infeksi virus/mikoplasma atau pada infeksi yang berat
sehingga tidak terjadi respons leukosit, orang tua atau lemah. Leukopenia
menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman Gram negatif
atau S. aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan kekebalan.
- Pemeriksaan
bakteriologis. Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi
nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis,
bronkoskopi, atau biopsi. Untuk tujuan terapi empiris dilakukan pemeriksaan
apus Gram, Burri Gin, Quellung test dan Z. Nielsen.
· Kuman
yang predominan pada sputum yang disertai PMN yang kemungkinan merupakan
penyebab infeksi.
- Pemeriksaan
khusus. Titer antibodi terhadap virus, legionella, dan mikoplasma. Nilai
diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali.
- Analisis
gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis
- Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Untuk diagnosis
defenitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
- Diagnosis
pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat
baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala:
1. Batuk-batuk
bertambah
2. Perubahan
karakteristik dahak / purulen
3. Suhu
tubuh > 38 C (aksila) / riwayat demam
4. Pemeriksaan
fisik : ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
5. Leukosit
> 10.000 atau < 4500
Komplikasi à Efusi
pleura, Empiema, Abses paru, Pneumotoraks, gagal napas, sepsis.
TATALAKSANA
a. Pengobatan
suportif seperti istirahat di tempat tidur dan minum secukupnya untuk mengatasi
dehidrasi.
b. Terapi
definitif dapat dilakukan menggunakan antibiotik sebagai berikut:
Penisilin
sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP), yaitu:
- Golongan
Penisilin: penisilin V, 4x250-500 mg/hari (anak 25-50 mg/kbBB dalam 4 dosis), amoksisilin
3x250-500 mg/hari (anak 20-40 mg/kgBB dalam 3 dosis), atau sefalosporin
golongan 1 (sefadroksil 500-1000mg dalam 2 dosis, pada anak 30 mg/kgBB/hari
dalam 2 dosis)
- TMP-SMZ
- Makrolid
c. Penisilin
resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP),yaitu:
- Betalaktam
oral dosis tinggi (rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi.
- Makrolid:
azitromisin 1x500 mg selama 3 hari (anak 10 mg/kgBB/hari dosis tunggal).
- Fluorokuinolon
respirasi: siprofloksasin 2x500 mg/hari.
Konseling dan Edukasi
1. Edukasi
à Edukasi diberikan kepada individu dan keluarga
mengenai pencegahan rekurensi dan pola hidup sehat, termasuk tidak merokok.
2. Pencegahan
- Dilakukan
dengan vaksinasi, terutama bagi golongan risiko tinggi, seperti orang usia lanjut,
atau penderita penyakit kronis. Vaksin yang dapat diberikan adalah vaksinasi influenza
(HiB) dan vaksin pneumokokal.
KRITERIA RUJUKAN
- Kriteria
CURB (Conciousness, kadar Ureum, Respiratory rate >3 x/m, Blood
pressure: Sistolik <90 mmHg dan diastolik <60 mmHg; masing masing
bila ada kelainan bernilai 1). Dirujuk bila total nilai 2.
- Untuk
anak, kriteria rujukan memakai Manajemen Terpadu pada Balita Sakit (MTBS).
PROGNOSIS
Prognosis umumnya bonam, namun
tergantung dari faktor penderita, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik
yang tepat dan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II. VI. Jakarta: InternaPublishing; 2014
2. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 1nd ed. Jakarta:
Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
3. Arif putera A, dkk. Kapita Selekta
Kedokteran. Editor, Tanto C, dkk. Edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014;
Jilid 1.
Tidak ada komentar: