Sinus Takikardi
Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai klasifikasi dari aritmia. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satu dari takiaritmia yang berasal dari supraventrikular yaitu Sinus Takikardi.
Sinus = Irama sinus
Takikardi = Kecepatan
denyut di atas batas normal (lebih dari 100x/menit)
Sehingga dapat
dikatakan bahwa sinus takikardi adalah suatu aritmia dimana iramanya sinus
(berasal dari nodus SA) dengan kecepatan diatas 100 denyut/menit
Nodus SA dapat
melepaskan impuls sampai 180 denyut/menit, bahkan bisa lebih tinggi dari itu
pada saat seseorang melakukan aktivitas yang ekstrem. Denyut jantung maksimum
yang bisa dicapai seseorang saat melakukan aktivitas fisik yang berat berkurang
seiring dengan pertambahan usia, yaitu 200 denyut/menit pada orang usia 20 menjadi
<140 denyut/menit pada orang usia 80 tahun.
Sinus takikardi dapat
disebabkan oleh karena proses fisiologis (appropriate) dan non
fisiologis (inappropriate).
Sinus takikardi yang
fisiologis menggambarkan keadaan yang normal atau sesuai misalnya sinus
takikardi yang timbul setelah melakukan olahraga, demam, hipertiroidisme,
anemia atau dapat juga disebabkan karena obat/farmakologis (salbutamol,
aminofilin, atropin, katekolamin).
Sinus takikardi non fisiologis terjadi akibat kerusakan pada sistem vagal atau simpatik atau masalah intrinsik di dalam SA node sendiri. Sinus takikardi juga dapat terjadi pada penderita gagal jantung kongestif atau penyakit paru berat.
Chronic
inappropriate sinus tachycardia (syndrome of inappropriate sinus tachycardia) adalah sinus
takikardi yang dapat timbul pada orang dengan kondisi sehat yang diakibatkan
peningkatan automatisitas sinus node atau adanya fokus atrial automatis
di dekat sinus node. Ada juga suatu sindrom yang disebut postural
orthostatic tachycardia syndrome (POTS) dimana sindrom tersebut terdiri atas hipotensi
ortostatik dan sinus takikardi.
Ada juga yang dinamakan sinus node reentry. Sinus node reentry adalah atrial takikardi yang memiliki morfologi gelombang P mirip dengan irama sinus. Hal ini dikarenakan impuls berasal dari jaringan di dekat sinus node.
Tatalaksana atau
pengobatan sinus takikardi didasarkan atas kondisi atau penyakit yang mendasarinya.
Penghentian konsumsi rokok, alkohol, kafein atau stimulan lainnya (seperti agen
simpatomimetik dalam obat tetes hidung dan pilek) dapat membantu. Beta
blockers dan Calsium channel
blockers (CCB) nondihidropiridin (verapamil dan diltiazem), penggantian
cairan pada pasien hipovolemik, atau penurunan demam pada pasien yang demam
dapat membantu memperlambat laju pelepasan nodus sinus.
Pengobatan sinus
takikardia inappropriate membutuhkan
Beta blockers atau CCB, ataupun kombinasi keduanya. Dalam kasus yang
parah, radiofrequency (RF) sinus node atau surgical ablation
dapat diindikasikan.
GAMBARAN EKG SINUS TAKIKARDI
Irama |
Sinus (P positif di lead II dan P negatif di avR) |
Rate |
100-180x/menit |
Keteraturan |
Regular |
Gelombang
P |
Normal,
amplitudo dapat meningkat |
Interval
PR |
Normal |
Gelombang
QRS |
Normal |
Gambar 1. Sinus Takikardi |
Gambar 2. Sinus takikardi (150 denyut/menit) pada pasien iskemia miokard akut; lihat depresi ST segmen. Gelombang P ditandai dengan panah merah. |
Tidak ada komentar: